Minggu, 01 Juni 2008

Norman Rockwell


Norman Percevel Rockwell (1894 1978) dikenang karena berbagai ilustrasinya yang menggambarkan kehidupan Amerika yang hangat yang selalu tampil sebagai sampul majalah the Saturday Evening Post selama puluhan tahun. Karya-karyanya tetap populer di kalangan kolektor, karena menjadi kenangan dan peneguh moral kebangsaan. english ]

Bila seseorang menyampaikan perumpamaan "kalau lihat Apple Pie, ingat Amerika" sebenarnya mereka bisa juga bilang “kalau ingat Amerika, ingat Norman Rockwell”. Rockwell melukis untuk sampul the Saturday Evening Post –sebuah majalah terbesar di jamannya—selama puluhan tahun. Dan menjadi bagian ketika ia mulai dikenal secara nasional. Visinya untuk menjadi kenangan dari sejarah dan penguasaannya atas detil membuat dirinya sangat polpuler. "Ia menciptakan mitos dan moral kebangsaan di mana orang bisa mengukur esensi kebajikan dirinya masing-masing," kata kritikus seni Arthur C. Danto kepada Allison Adato dari Life magazine. "Dan itu merupakan sesuatu yang luarbiasa." tambah Steven Spielberg kepada Adato, "karena ini akan terus tumbuh, sebab kita terus baca harian Post. Dia [Rockwell] melihat Amerika sebagai sesuatu yang membanggakan dan membangkitkan harga diri. Visi saya juga sama seperti visi dia, dan semua ini bisa dibilang karena disebabkan oleh dia."

Musim Panas di Pedesaan
Rockwell dilahirkan pada 3 February 1894, di New York City. Ayahnya seorang pegawai perusahaan tekstil, yang karirnya dimulai sebagai pesuruh dan kemudian menanjak menjadi manajer perwakilan New York. Kedua orang-tuanya sangat relijius dan si Rockwell kecil pun ikut paduan suara gereja. Ketika berusia 10 tahun ia pernah menghabiskan musim liburan mereka di pedesaan, tinggal di wilayah peternakan, yang terletak di pinggiran kota. Rockwell menulis dalam autobiografinya yang berjudul My Adventures as an illustrator, "Setiap musim liburan kami di pedesaan selalu penuh kenangan indah," dan ia menorehkan kesan mendalam itu dalam kumpulan lukisannya "semuanya terajut menjadi satu lukisan indah penuh kebahagiaan." Ia percaya bahwa semua kesan liburan musim panas itu "memberi andil yang berarti kepada banyak karya-karyaku di kemudian hari."

Rockwell menyukai melukis sejak usia kecil dan ia selalu bercita-cita menjadi seorang seniman. Pada tahun-tahun pertamanya di sekolah lanjutan, ia selalu mengikuti Kursus setiap Sabtu untuk bidang seni. Lalu di tahun yang sama ia memutuskan mengikuti kursus tersebut dua kali seminggu. Pada pertengahan semester tahun kedua, ia berhenti dari sekolah lanjutan tersebut dan langsung mengambil kuliah jurusan seni secara penuh.

Di Fakultas Seni ia memulai dari Kaki
Awalnya Rockwell mendaftar di National Academy School kemudian masuk ke Art Students League. Karena ia bersungguh-sungguh dan serius bila sedang berkarya, menurut autobiografinya, ia sering dipanggil sebagai "si Pastor" oleh teman-teman lain. Ketika semester awal di saat praktik melukis dengan menggunakan seorang model, ia memperoleh lokasi yang kurang menguntungkan untuk meletakkan kanvasnya. Model wanita yang menjadi objek bersandar menyemping dan Rockwell hanya bisa melihat kaki dan sisi sampingnya. Karena itu, hanya itulah yang bisa ia gambar di kanvas. Sebagaimana ditulis oleh penulisnya Donald Walton dalam biografi Rockwell, A Rockwell Portrait, "ia memulai karir melukisnya dari bawah ke atas."

Di kampus Art Students League, Rockwell mendapat dua pengajar yang sangat mempengaruhinya: George Bridgeman, dosen mata kuliah sket, dan Thomas Fogarty, dosen ilustrasi. Disamping keahlian mengajar mereka, tulis Walton, mereka sama-sama memiliki antusiasme yang sama dalam soal ilustrasi.

Semasa masih kuliah, Forgaty mengirim Rockwell kepada sebuah penerbit, dimana ia bisa memperoleh job membuatkan ilustrasi untuk buku anak-anak. Ia lalu mendapat penawaran dari majalah Boys' Life. Si editor menyukai karyanya kemudian menawarkan untuk membuatkan ilustrasi. Tak lama berselang akhirnya Rockwell menjadi art director untuk majalah tersebut. Semenjak itu ia secara rutin membuat berbagai ilustrasi untuk aneka majalah anak-anak lainnya. "Aku hampir tak pernah menemui banyak kesulitan setiap memulai segala sesuatunya," ujarnya dalam autobiografinya, "jenis karya yang kubuat sepertinya selalu pas dengan keinginan majalah-majalah itu."

Karya-karya yang Menunjang the Post
Pada bulan 1916, Rockwell berkunjung ke Philadelphia dalam rangka menemui George Horace Lorimer, editor majalah the Saturday Evening Post, untuk menunjukkan beberapa karya yang akan diajukan untuk menjadi sampul majalah itu. Ia memang selalu memimpikan karyanya dapat menjadi sampul majalah the Post. Maka dijembrenglah semua karya yang dibawanya ke hadapan Lorimer. Meskipun ia tidak membuat appointment terlebih dahulu, sang art editor keluar dan melihat karya-karyanya. Si art editor itu menerima dua karya Rockwell sebagai cover dan juga menyukai tiga buah sket untuk menjadi sampul edisi mendatang. Semua karya Rockwell laris manis; bukan saja mimpi menjadi kenyataan; tapi bahkan melampaui. Itu menjadi awal dari hubungan jangka panjangnya dengan the Saturday Evening Post.

Keberhasilannya di the Post membuat karya-karya Rockwell menarik minat majalah-majalah top lainnya dan ia mulai menawarkan karya-karyanya kepada majalah-majalah Life, Judge, dan Leslie’s. Pada tahun 1916 itu juga ia menikahi Irene O’ Connor, seorang dosen.

Pada 1917, sesaat setelah Amerika terjun dalam Perang Dunia I, Rockwel memutuskan masuk Marinir. Ia diminta menangani divisi penerbitan surat kabarnya, menurut Walton, dia dapat terus berkarya untuk the Post dan berbagai penerbitan lainnya. Ketika perang berakhir pada 1918, Rockwell segera berhenti dari marinir.

Menjadi Pelukis Cover Termashyur
Setelah perang usai, selain untuk majalah, Rockwell juga membuat ilustrasi untuk iklan. Ia membuat iklan diantaranya untuk minuman ringan jell-O, Willys cars, dan Orange Crush. Di tahun 1920 itu juga, ia ia diminta membuat ilustrasi untuk kalender the Boy Scout. Ia kemudian menjadi pembuat ilustrasi kalender yang paling populer selama lebih kurang 50 tahun. Semenjak tahun 1920-an RockwelI merupakan seniman majalah Post yang paling terkenal yang membuat penghasilannya meroket. Pada 1929 ia bercerai dari istrinya, Irene.

Pada 1930, Rockwell menikahi Mary Barstow. Setelah beberapa tahun mereka memperoleh tiga orang anak. Pada 1939, ia dan keluarganya membeli sebuah rumah seluas 600 meter di wilayah pertanian Arlington, Vermont. Pada 1941, Milwaukee Art Institute mensponsori Rockwell membuat pameran tunggal pertamanya di beberapa museum ternama.

Empat Kebebasan
Semenjak President Franklin Roosevelt memperkenalkan visinya tetang “Empat Esensi Kebebasan Manusia” kepada Kongres di tahun 1941, Rockwell segera memutuskan untuk membuat ilustrasi yang menggambarkan Empat Visi Kebebasan tersebut, tulis Maynard Good Stoddard di harian the Saturday Evening Post. Begitu Amerika terjun dalam Perang Dunia 2. Rockwell membuat empat ilustrasi tersebut selama 6 bulan pada tahun 1942. Serial ilustrasi “Empat Kebebasan"-nya dipublikasikan di majalah the Post pada tahun 1943. Ilustrasi tersebut diberi judul Freedom of Speech, Freedom of Wors¬hip, Freedom from Want, dan Freedom from Fear. Empat judul yang menjadi amat populer dan diminta cetak ulang oleh banyak penerbitan lainnya.

Kemudian pemerintah membeli ilustrasi aslinya untuk dicetak pada lembar saham pembiayaan perang. Sebagimana yang ditulis Ben Hibbs, editor the Post, dalam otobiografi Rockwell, “Karya tersebut telah dilihat oleh 1,222,000 orang di 16 kota dan menjadi alat untuk menjual saham perang senilai $132,992,539.” Kemudian, tahun 1943, studionya terbakar habis. Rockwell kehilangan banyak karya-karya aslinya, serta koleksi berbagai perangkat kerja lainnya. Keluarganya kemudian pindah ke West Arlington.

Karyanya Beragam
Selama bertahun-tahun Rockwell mengerjakan ilustrasi untuk berbagai proyek. Ia juga membuat perangko untuk perusahaan Pos negara. Ia membuat poster untuk Departmen Dalam Negeri, Departemen Pertahanan, bahkan juga untuk film-film Hollywood. Ia juga membuat banyak kartu pos untuk Sears dan kartu ucapan untuk Hallmark, serta il¬ustrasi untuk cerita bergambar The Adventures of Tom Sawyer dan The Adventures of Huckleberry Finn.

Tahun 1953, Rockwell dan keluarganya pindah ke Stockbridge, Massachusetts. Pada musim panas 1959, istrinya Mary mendapat serangan jantung dan meninggal. Selama tahun I960an, Rockwell melukis potret berbagai tokoh politik, termasuk para calon presiden dan wakil presiden. Rata-rata mereka untuk dimuat di majalah Look. Tahun 1961, ia dianugerahi Doctor of Fine Arts dari University of Massachusetts. Di tahun yang sama ia menerima penghargaan khusus, tulis Walton. Ia menerima the Interfaith Award dari the National Conference of Christian and Jews untuk karya-karyanya yang dimuat sebagai sampul the Post yang melambangkan the Golden Rule. Di tahun 1961 itu juga, Rockwell kemudian menikahi pensiunan dosen bernama Molly Punderson.

Karya terakhir RockwelI untuk sampul majalah the Post dibuat pada Desember 1963. selama bertahun-tahun ia telah menghasilkan 317 karya sampul. Tiras majalah itu kemudian menyusut babarapa saat berselang dan manajemen yang baru memutuskan untuk berganti format baru. Setelah Rockwell berpisah dari majalah the Post, ia pun menerima tawaran lainnya, membuat ilustrasi berita untuk majalah the Look. Ia juga berkarya untuk majalah McCall’s.

Pilihan Publik
Tahun 1969 Rockwell selalu menjadi pusat perhatian di New York City. Kritikus seni amat sering melecehkan karya-karya Rockwell; selain menghinanya, mereka juga sering mencuekannya. Namun publik selalu menyukai karya-karyanya bahkan banyak yang membelinya meskipun rata-rata mereka harus merogoh kocek sampai $20,000. Thomas Buechner berkomentar di majalah Life, "Selama ini sangat sulit bagi dunia seni untuk merebut perhatian publik secara serius." Rockwell sendiri berkata kepada Walton, "Aku tak puas bila hanya mendapat ocehan kritikus, dan, coy, aku lebih puas tanpa itu semua."

Tahun 1975, di usia 81, Rockwell masih terus berkarya, mengerjakan Boys Scout ke 56-nya. Tahun 1976 kota Stockbridge merayakan Hari Norman Rockwell. Pada 8 November 1978, Rockwell wafat di rumahnya di Stockbridge.

Buechner mencatat bahwa karya Rockwell "telah direproduksi lebih banyak dibanding reproduksi karya Michelangelo, karya Rembrandt, dan karya Picasso meski digabung menjadi satu." Tahun 1993, sebuah museum yang dipersembahkan untuk Rockwell telah diresmikan di pinggiran kota Stockbridge. Direktur Museum itu Laurie Norton Moffatt membuat rangkuman karya seni Rockwell dalam dua volume, Landrum Bolling dari the Saturday Evening Post, menulis dan membuat daftar 4,000 karya Rockwell. Walton juga menulis bahwa sepanjang hidupnya, Rockwell mengikuti motto: " Pokoke jangan neko-neko mas; pokoke kerja aja.. kerja.."


referensi:
Norman Rockwell Museum 
Blog Four Freedom  



Tidak ada komentar: