Penyair, dramawan, novelis, sekaligus cendikiawan asal Jerman, Johann Wolfgang von Goethe (1749 1832), menjelajahi berbagai bidang kreatifitas, dan menempati posisi teratas sastrawan Jerman. Kejeniusan karya sastranya diakui secara universal. [ english ]
Multi talenta yang dimiliki Johann Wolfgang von Goethe menunjukkan kebesaran pemikiran dan kepribadiannya. Napoleon terkesan terhadap Goethe, setelah pertemuan mereka di Erfurt ketika ia berujar: "Voila un homme!" (Ini dia anak muda!)—karena terkesan atas kejeniusan Goethe. Goethe tidak hanya bisa disejajarkan dengan Homer, Dante Alighieri, ataupun William Shakespeare atas kreativitasnya, tapi juga segala hal mengenai hidupnya --panjang umur, kaya-raya, serta kepribadiannya yang tenang dan optimistis—- aura kebesarannya mungkin melebihi karyanya, Faust, sebuah karya kebanggaan Jerman.
Goethe dilahirkan di Frankfurt pada 28 Agustus 1749. Anak tertua dari pasanagan Johann Kaspar Goethe dan Katharina Elisabeth Textor Goethe. Ayah Goethe, asal Thuringian, belajar Hukum di the University of Leipzig. Meskipun ia tak berkarir sesuai ilmunya, namun pada 1742 ia dapat mencapai posisi sebagai kaiserlicher Rat (semacam penasehat pemerintah), yang pada 1748 menikahi putri saudagar Frankfurt. Dari semua anaknya yang lahir, orang tua Goethe hanya mendapati Johann dan saudara perempuannya Cornelia saja yang hidup sampai dewasa. Saudara perempuannya Goethe dinikahi oleh sahabat karib Goethe, J. G. Schlosser pada 1773. Tampaknya, bakat kreativitas dan kepekaan imajinasi Goethe diwarisi dari ibunya, sedangkan pembawaannya yang tenang dan teguh diwarisi dari ayahnya.
Goethe menjalani masa kecilnya dalam bahagia, rumah orang tuanya yang besar terletak di Grosse Hirschgraben di kota Frankfurt, seperti disebut dalam autobiografinya Dichtung und Wahrheit. Ia dan saudara perempuannya Cornelia memperoleh pendidikannya secara private di rumah, dibawah bimbingan guru yang disewa. Buku-buku, senirupa, dan seni teater yang melimpah di sekeliling lingkungannya tampaknya banyak mengasah imajinasi dan daya intelektual Goethe kecil dengan cepat.
Semasa Perang Tujuh Tahun Perancis menduduki Frankfurt. Dan serombongan teater Perancis masuk di kota itu, dan Goethe, karena kakeknya seorang yang berpengaruh, menyebabkannya memiliki akses gratis untuk dapat menonton pementasan-pementasan teater itu. Ia banyak menimba pengetahuannya tentang Perancis melalui pementasan-pementasan tersebut serta pergaulannya dengan para aktornya. Sementara itu, bakat sastranya mulai terbentuk lewat puisi-puisi relijiusnya, novel, dan kisah-kisah kepahlawanan yang dibuatnya.
Pada Oktober 1765 Goethe—yang berusia 16 tahun—bertolak ke Frankfurt untuk kuliah di the University of Leipzig. Ia tinggal di Leipzig sampai 1768, melanjutkan kuliah hukumnya. Pada saat yang sama ia juga mengambil mata kuliah seni rupa dari A. F. Oeser, direktur jurusan seni rupa the Leipzig Academy. Seni selalu menarik minat Goethe sepanjang hidupnya.
Selama tahun-tahunnya di Leipzig, Goethe mulai menulis syair-syair ringan beraliran Anacreontic. Banyak karyanya di tahun-tahun itu diinspirasi oleh rasa cintanya kepada Anna Katharina Schonkopf, puteri penjual wine di restaurant ia biasa makan malam. Dialah yang tampil sebagai "Annette" pada setiap karyanya sepanjang tahun 1895 itu.
Pembengkakan pada nadi di salah satu paru-parunya memaksa Goethe mengakhiri pelajarannya di Leipzig. Dari tahun 1768 hingga musim semi 1770 Goethe berbaring di rumah, pelajarannya di Leipzig terpaksa berlanjut di rumah.
Itulah periode dimana ia banyak melakukan intropeksi dengan serius. Penjelajahannya pada syair-syair beraliran acreontic dan rococo yang dimulainya sejak di Leipzig segera berlalu sejalan dengan pesatnya pencapaian puncak karya seninya.
read on ->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar