Senin, 31 Agustus 2009

Seiji Ozawa

Seiji Ozawa, musisi Jepang, adalah sedikit dari warga non kulit putih yang sukses sebagai konduktor di dunia musik Barat. Musikalitasnya yang alami, hangat dan penuh enerji, membawanya ke dunia orkestra yang dikagumi publik dunia.

seiji Ozawa terlahir pada 1 September 1935, di Fenytien (sekarang Shenjang), di provinsi Manchuria, wilayah Liaoning, China, saat pasukan Jepang menduduki wilayah itu. Saat perang pecah, ayahnya yang pemeluk Buddha dan ibunya penganut Presbyterian pindah ke Tokyo.
Sang ibu yang memutuskan untuk membesarkan anak-anaknya menganut Kristen membawa Ozawa mengenal musik Gereja Barat. Terlebih kakaknya, adalah pemain organ di gereja. Ozawa yang sejak awal tertarik dengan musik Barat, dapat tetap memelihara keterikatannya dengan musik traditional negerinya hanya melalui hubungannya dengan komposer lintas-genre, Takemitsu, terutama ketika karirnya mencapai puncak.

Awal Karir
Ozawa mulai belajar piano pada usia tujuh tahun kepada Toyomasu, seorang spesialis Bach, selama sepuluh tahun, salah satu diantara segudang gurunya. Ia masuk ke Toho School di Tokyo pada usia 16 dengan harapan akan menjadi pemain piano orkestra. Ketika kedua jari telunjuknya patah dalam kecelakaan olahraga di sekolah, Toyomasu yang menganjurkan mengambil jurusan conducting, mengenalkannya kepada Hideo Saito. Ozawa menerima penghargaan pertamanya adalah untuk mata-kuliah conducting and composition saat wisuda di Toho School.

Ozawa mulai bekerja bersama Saito dari tahun 1951 sampai 1958 dan menjadi asistennya termasuk untuk tugas-tugas lainnya, sebagai bayaran untuk mengikuti pelajaran darinya. Bahkan disebutkan pekerjaannya meliputi dari memimpin orkestra sampai memotong rumput halaman. Namun Ozawa kemudian mengakui Saito sebagai salah satu dari tiga tokoh terpenting yang mempengaruhi karir musiknya, selain Charles Munch dan Herbert von Karajan.

Karirnya yang pesat melampaui banyak konduktor lainnya dapat terlihat melalui hubungannya yang semakin meningkat dalam mengikuti berbagai undangan dan pertemuan-pertemuan penting. Namun, membawa konsekuensi, ia semakin kekurangan waktu, mengikuti repertoar yang semakin bejibun yang diperlukan agar kepiawaiannya tetap terjaga. Ia bahkan mesti mengebutnya selama bertahun-tahun.

Tahun 1959 Ozawa meninggalkan Jepang, dengan harapan karirnya akan semakin terasah di Europe. Di Paris ia membaca iklan the Bensanaon Interna¬tional Conductor's Competition, yang kemudian diikutinya dan dimenanginya. Para juri di kompetisi Bensanaon itu termasuk diantaranya Charles Munch, mengajaknya untuk mengikuti kompetisi lainnya di Tanglewood di sebelah barat Massachusetts, acara musik tahunan yang diselenggarakan oleh the Boston Symphony Orchestra. Di sana ia meraih Koussevitskv Prize tahun 1960.

Pada tahun yang sama, saat ia belajar di Berlin dengan Karajan, ia juga bertemu Leonard Bernstein. Ozawa kemudian diundang mendampingi Bernstein dan the New York Philharmonic Orchestra dalam tour-nya di Jepang awal 1961 dan menjadi salah satu di antara tiga assistant conductor untuk orkestra tersebut selama musim konser 1961 1962. Dan pada musim konser tahun 1964 1965 ia meraih posisi sebagai konduktor tunggal. Ia kemudian membuat debutnya dengan the New York Philharmonic Orchestra sebagai salah satu dari tiga konduktor yang diperlukan untuk konser Charles Ives' "Central Park in the Dark." Ozawa terinspirasi oleh Bernstein's children's concerts untuk konser serial di TV Jepang beberapa tahun kemudian, meskipun konser Ozawa lebih ditujukan bagi audien dewasa.

Dengan antusias pula Bernstein merekomendasikan kepada Ronald Wilford dari Columbia Artists' Management untuk mengajak Ozawa untuk debutnya bersama the San Francisco Symphony Orchestra pada tahun 1962. Itu pula yang memberinya music directorship pada the Ravinia Festival selama tahun 1964 sampai 1968, acara tahunan bagi the Chicago Symphony Orchestra. Pada tahun 1964 ia menjadi konduktor tamu untuk the Toronto Symphony Orchestra dan kemudian menjadi musical director-nya pada tahun berikutnya. Hingga tahun 1970, ia ditunjuk untuk memegang posisi yang sama bagi the San Fransisco Symphony Orchestra. Beberapa kritik ditujukan kepadanya yang dianggap tak imbang membuat repertoire-nya, bahwa hanya sedikit menampilkan karya-karya komposer Jerman atau Austria seperti Haydn atau Schumann, malahan lebih banyak musik dari era akhir abad 19 atau awal abad 20-an, seperti Brahms, Schoenberg, Bartok, Ravel, dan Debussy.

Menetap di Boston
Pada tahun 1972 ia menjadi musical adviser untuk the Boston Symphony Orchestra kemudian pada tahun berikutnya menjadi music director-nya, saat ia masih menjabat posisi yang sama bagi San Francisco Orchestra. Directorship ganda ini terus disandangnya hingga tahun 1976. Saat kesibukan-kesibukan tersebut semakin membebaninya, akhirnya ia terpaksa melepaskan the West Coast orchestra. Berbagai tanggungjawab yang diembannya diantaranya adalah untuk the Boston Symphony Orchestra termasuk directorship pada Tanglewood Festival, sebuah posisi yang ia pegang sejak tahun 1970, meskipun pada saat yang sama ia mulai bekerja-sama dengan Gunther Schuller.

Ozawa terus memelihara hubungannya dengan Japan dan China sepanjang karirnya, dan menjadi musical adviser bagi the New Japan Philharmonic Orchestra sejak tahun 1968 dan banyak menerima undangan tampil bersama di Osaka dan Saporo. Ketika Republik Rakyat Cina membangun kembali hubungan Budaya-nya dengan dunia Barat pada tahun 1977, ia menerima undangan menjadi konduktor bagi the Beijing Central Philharmonic Orchestra, dan pada tahun berikutnya ia membawa the Boston Symphony Orchestra untuk sebuah tur konser di Cina. Ozawa juga terus berhubungan dengan kalangan musik di negerinya sambil menjalani urusan pribadinya, ia pun meminta agar istrinya Vera dan kedua anaknya untuk tetap tinggal di Tokyo saat menjalani tugasnya ke berbagai benua.

Ketika menjalani berbagai konser di saat awal karirnya ia merasa ada sesuatu yang kurang dalam citra musiknya, yakni identitas dalam musiknya yang dirasa kurang memiliki ciri khas kuat, karena itu Ozawa lantas mengembangkan keutuhan tone dengan style beda yang ia anggap lebih cocok untuk sebuah orkestra besar yang memainkan karya-karya komposisi penuh nuansa dari akhir abad 19 hingga awal abad 20, termasuk karya-karya Mahler, R. Strauss, Sibelius, dan Messiaen. Ia secara mengejutkan juga berhasil dalam membawakan karya-karya Stravinsky, Bartok, dan Schoenherg, yang “memenuhi” koleksi rekaman terbaiknya, meskipun demikian ia sempat pula dikritik kurang berhasil mengangkat keindahan pada karya-karya seperti "Requiem" dari Verdi yang dianggap semestinya cocok untuk dibawakan olehnya.

Opera dianggap lebih menantang bagi Ozawa, disamping memakan waktu lama untuk memahami iramanya, ditambah kesulitan dari segi bahasa yang umumnya menggunakan bahasa Italia, Jerman, Perancis, dan Russian. Debutnya dalam membawakan karya opera dimulai dengan "Cosi fan tutte" karya Mozart di kota Salzburg pada tahun 1969; kemudian yang lain-lainnya seperti "Eugene Onegin" karya Tchaikovsky, "Boris Gudonov" karya Mussorgsky, dan "Saint Francois d'Assise" karya Messiaen yang ia bawakan pertama kali dalam the Paris Opera pada November 1983. Debut Ozawa bersama Metropolitan Opera datang pada tahun 1992.

Pada akhir 1990an, Ozawa mendapatkan perpanjangan kontraknya dengan the Boston Symphony yang memberi senioritas-nya diantara directorship-nya bersama berbagai orkestra Amerika. Kemudian secara teratur ia tampil bersama the Berlin Philharmonic, the New Japan Philharmonic, the London Symphony, the Orchestre National de France, the Philharmonia of London, dan the Vienna Philharmonic dan meluncurkan rekaman bersama the Berlin Philharmonic, the Chicago Symphony, the London Philharmonic, the Orchestre National, the Orchestre de Paris, the Philharmonia of London, the Saito Kinen Orchestra, the San Francisco Symphony, the Toronto Symphony, dan the Vienna Philhar¬monic.

Ozawa merekam lebih dari 130 komposisi bersama the Boston Symphony, dan menghadirkan lebih dari 50 komposer. Ia meraih 2 Emmy awards, pertama untuk konser serial televisi, "Evening at Symphony," dan yang kedua untuk Individual Achievement pada Cultural Programming, "Dvorak in Prague: A Celebration" bersama the Boston Sym¬phony.

Pada tahun 1992 Ozawa menyelenggarakan the Saito Kinen Festival di Natsumoto, Japan, demi untuk membayar janjinya dan mengenang kepada guru masternya. Berbagai penghargaan pun mengalir kepada Ozawa, ia pun diminta membuka sebuah acara konser di Tanglewood yang diselenggarakan atas namanya pada 1994, dan menerima gelar honorary doctor bidang musik dari the University of Massachusetts, the New England Conservatory of Music, dan Wheaton College. Di Jepang, Ozawa menjadi orang pertama penerima the Inouye Sho ("Inouye Award").

Ozawa juga tak lupa memenuhi janjinya: mendukung berbagai kiprah di dunia musik, termasuk satu serial memperingati seratus tahun the Boston Symphony dan perayaan setengah abad Tanglewood festival.

Tidak ada komentar: