skip to main |
skip to sidebar
Fisikawan Amerika kelahiran Jerman, Albert Einstein (1879-1955) telah merubah dunia fisika. Ia menjadi amat terkenal karena teori relativitas-nya. [ english ]
Dalam sejarah ilmu pasti alam, hanya sedikit orang saja—diantaranya adalah Nicolaus Copernicus dan Isaac Newton—yang layak mendapat tempat terhormat seperti Albert Einstein, karena pemikirannya yang revolusioner. Pemahamannya dalam bidang fisika telah membuka mata para fisikawan dan filsuf dalam memahami alam semesta. Dalam melihat hasil penemuan fisikawan lain, kita biasanya akan menghitung berapa banyak yang telah mereka temukan, tapi dalam melihat hasil penemuan Einstein, kita jelas sekali melihat, bahwa ia telah merubah dunia fisika.
Einstein lahir pada 14 Maret 1879, di kota Ulm, tapi ia dibesarkan dan memperoleh pendidikan dasarnya di Munich. Semasa kecil ia tak terlalu nampak cerdas, bahkan, ia tak bisa bicara lancar sampai usia 9 tahun. Ia menemukan kesenangan dan betah menatap dan merenungi cara bekerjanya alam, sudah sejak usia 5 tahun-an ia amat terkesan oleh kekuatan ajaib yang tak terlihat, yang mampu mengarahkan jarum kompas. Tujuh tahun kemudian ia dibuat terkesan oleh keajaiban lainnya: ia begitu takjub ketika ia berhasil menemukan penyelesaian soal geometri Euclidean, dengan pembuktian yang begitu gamblang dan terang. Dalam usia 16 Einstein telah menguasai matematika kalkulus diferensial dan integral.
Masa Pendidikan di Zurich
Einstein dikeluarkan dari sekolahnya pada usia 16. Tanpa toleransi, gurunya mengeluarkan Einstein dari sekolah akibat sifat memberontaknya dikhawatirkan mempengaruhi teman-teman sekelas –padahal ia tengah merencanakan agar kesempatan masuk Universitas berjalan mulus. Einstein mencoba mendaftarkan diri ke Federal Institute of Technology (FIT) di Zurich, Switzerland, tapi pengetahuan non-eksaktanya tak sepadan sebagaimana nilai matematiknya dan ia gagal dalam ujian masuk Universitas. Atas nasihat rektor, ia disarankan agar lebih dulu menyelesaikan diploma di Cantonal School di Aarau, dan pada tahun 1896 ia otomatis diterima masuk FIT. Ketika itulah ia menyadari bahwa prioritas dan keinginan terbesarnya adalah mendalami fisika –ketimbang matematik—baik secara teoritis maupun eksperimen.
Einstein menyelesaikan ujian diploma-nya di FIT pada tahun 1900, namun karena ia tak memperoleh satu kredit dari salah seorang professor-nya membuatnya tak memperoleh kesempatan menjadi asisten dosen di situ. Pada tahun 1902 ia mendapat tawaran kerja sebagai ahli teknik di kantor paten di Bern, Switzerland. Enam bulan kemudian ia mengawini Mileva Maric, mantan teman sekelas di Zurich. Mereka memperoleh dua anak. Ia juga menyelesaikan gelar doktornya di Bern pada usia 26 tahun, serta menulis makalah pertamanya yang revolusioner itu.
Karir Akademis
Makalah inilah yang membuat Einstein terkenal, berbagai Universitas segera berebut mengajaknya bergabung. Tahun 1909, setelah menjadi pengajar di University of Bern, Einstein juga diundang menjadi profesor tamu bagi University of Zurich. Dua tahun kemudian ia ditunjuk menjadi professor penuh di German University di Prague. Satu setengah tahun kemudian Einstein menjadi professor penuh di Federal Institute of Technology. Akhirnya, pada tahun 1913 ilmuwan termahsyur Max Planc dan Walter Nernst mengunjungi Zurich untuk membujuk Einstein menerima tawaran sebagai professor riset di University of Berlin dengan bayaran tinggi, sekaligus keanggotaan penuh pada Prussian Academy of Science. Ia menerima tawaran mereka tahun 1914, sambil nyeletuk: ”Orang-orang Jerman ini berjudi seolah aku seekor ayam petelur emas saja. Padahal aku sendiri pun tak tahu apakah akan bisa bertelur lagi.” Ketika ia berangkat ke Berlin, istrinya tak mau ikut dan tetap tinggal di Zurich beserta kedua anaknya; akhirnya mereka bercerai lalu Einstein menikahi sepupunya Elsa tahun 1917.
Tahun 1920 Einstein ditunjuk sebagai Guru Besar Tamu seumur hidup di University of Leiden. Selama tahun 1921-1922 Einstein bersama Chaim Weizmann, kandidat presiden Negara Israel, berkeliling dunia secara ekstensif mempromosikan pembentukan Zionisme. Di Jerman Einstein mulai dikecam. Philipp Lenard dan Johannes Stark, kedunya adalah pemenang Nobel Prize bidang fisika, mulai menyebut teori relativitas Einstein sebagai “Fisika Yahudi”. Pengecaman ini semakin meningkat sehingga Einstein mengundurkan diri dari keanggotaan Prussian Academy of Science tahun 1933. (Ia juga, ternyata, dicopot dari Bavarian Academy of Science).
Karir di Amerika
Dalam banyak kesempatan Einstein sering mengunjungi California Institute of Technology, dan dalam kunjungan terakhirnya ke Amerika, Abraham Flexner menawarkan Einstein sebuah jabatan di sebuah Institut yang dirancang dan dibiayai untuk Advanced Studies di Princeton. Ia berangkat ke sana tahun 1933.
Einstein memegang posisi kunci (tahun 1939) dalam menggerakkan sumber-sumber yang diperlukan untuk membangun bom atom dalam sebuah kontrak yang terkenal dan ditanda-tangani oleh Presiden Franklin D. Roosevelt yang draft suratnya dibuat oleh Leo Szilard dan E.P. Wigner. Ketika rumus terkenal Einstein E=mc2 akhirnya dibuktikan dengan cara yang mengerikan dalam wujud bom yang menghancurkan Hiroshima tahun 1945, Einstein, yang pada dasarnya adalah seorang pasifis dan humanitarian, sangat shock dan tertekan; sehingga untuk waktu yang amat lama hanya dapat bergumam “Mengerikan, mengerikan.” Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Einstein meninggal di Princeton. [Pustaka Biografi]
[Segera tersedia versi lebih lengkap]
"Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting bagi sesamaku". [ english ]
Itulah kata-kata Abraham Lincoln saat ia berusia 32 tahun. Kekecewaan yang datang beruntun membawanya ke suatu titik dimana ia ingin mengakhiri hidupnya. Lincoln menulis kata-kata di atas saat ia memutuskan untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya. Di kemudian hari, ia menjadi salah satu Presiden Amerika yang paling dikenal dan dicintai masyarakat. Namanya terkenal ke seluruh dunia sebagai seorang yang mengakhiri Perbudakan di Amerika.
Lincoln lahir di Kentucky, AS, di mana ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Ia telah kehilangan ibunya sejak usia dini, kemudian ayahnya menikah lagi. Namun Lincoln dan saudara perempuannya sangat mencintai ibu tirinya itu.
Lincoln cilik tumbuh menjadi pemuda jangkung dan tegap. Pakaiannya selalu tak pernah tampak pas. Lengan bajunya selalu terasa pendek dan celananya selalu menggantung diatas mata kaki. Bila diamati, sepertinya ia tak pantas menjadi orang besar di kemudian hari, yang ternyata terwujud.
Pertama kali Lincoln menyaksikan Perbudakan, adalah ketika ia menyewa kapal angkut untuk membawa muatan menuju New Orleans di tahun 1828. Kemudian, ketika ia mengunjungi kota itu untuk ke dua kalinya, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia harus menghapus praktik perbudakan ini.
Lincoln tidak mengikuti pendidikan seperti pada umumnya, namun ia giat belajar membaca dan menulis sampai berhasil menjadi seorang pengacara. Meskipun kadang-kadang dia dianggap sebagai seorang ‘homo’ oleh para tetangga karena tingkah dan cara berpakaiannya, namun ia cukup supel kepada warga sekitar. Ini semata-mata karena ia memiliki rasa humor yang menonjol dan selalu membuat orang lain gembira. Cinta pertamanya jatuh pada seorang wanita bernama Anne Rutledge, anak tetangga pemilik losmen di mana ia tinggal. Ayah Anne-lah yang menyarankan agar Lincoln terjun ke dunia politik.
Di awal karir, Lincoln terpilih menjadi anggota DPRD untuk wilayah Illinois pada tahun 1834. Kemudian terpilih kembali pada tahun 1838 dan tahun 1840. Ketika itu, ia bertemu seorang bernama Stephen Douglas, yang kemudian menjadi saingan baik dalam soal cinta maupun urusan politik. Mary Todd, perempuan yang mereka perebutkan, berasal dari Kentucky, lebih memilih Lincoln sebagai suami, namun pernikahn mereka tidak bahagia. Pada tahun 1842, setelah setahun pernikahan mereka, Lincoln membuka biro hukum dengan seorang teman bernama William H. Herndon. Persahabatan kedua orang ini ternyata terus bertahan hingga akhir hayat Lincoln. Di kemudian hari, Herndon-lah yang menulis biografi Abraham Lincoln.
Pada tahun 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk meng-akhiri perbudakan di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya. Ia menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu, namun kemudian ia lebih dikenal oleh masyarakat sebagai pengacara yang jujur.
Nyatanya, Lincoln tak bisa berhenti terlalu lama dari dunia politik. Pada tahun 1854, isu perbudakan membuatnya terjun kembali ke dunia politik. Taampaknya ia harus bersaing dengan Stephen Douglas, yang mencoba menundukkan wilayah Selatan Amerika yang mendukung perbudakan, sementara wilayah Utara menentangnya. Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negeri ini mempertahankan praktek perbudakan ketika separuh saudara sebangsanya menentang. Ia berfikir, tak mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Bagaimanapun, ternyata Lincoln terpukul pada putaran pertama melawan Douglas, dalam memperebutkan kursi Senat AS.
Meski kali ini ia kalah, pada bulan Mei 1860, Lincoln terpilih sebagai calon presiden dari Partai Republik. Sementara itu, Partai Demokrat menyerangnya habis-habisan, dan mereka menyebutnya sebagai 'pengacara kacangan', 'tak becus berbahasa Inggris' dan sebagainya. Namun akhirnya, ia ternyata terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Empat hari setelah ia menjadi Presiden, negara bagian Selatan itu keluar dari Federasi Amerika Serikat. Negara-negara Selatan itu kemudian membentuk sebuah Konfederasi sendiri. Lincoln merasa sedih karenanya, dan berusaha mengupayakan diakhirinya pemisahan tersebut. Tetapi, konflik antara Utara dan Selatan itu malah semakin memuncak dan menjadi Perang Sipil. Lincoln terus berusaha menghentikan konflik tersebut sekuat tenaga meskipun tak berhasil.
Untuk memahami latar belakang politik terjadinya Perang Sipil Amerika, perlu dijelaskan bagaimana asal mula Amerika terbentuk. Pada abad ke 17, para pendatang dari Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda dan Jerman dating ke Amerika Utara, yang mereka anggap sebagai negeri tak berpenghuni yang baru mereka temukan. Mereka datang demi mencari kemakmuran, mendapatkan kebebasan beragama, serta untuk memperluas kekuasaan negeri asal mereka dan membangun imperium baru. Kerajaan Inggris kemudian menerapkan Undang-Undangnya di situ, sehingga negeri yang baru itu mereka sebut sebagai New England. Seusai perang kemerdekaan Amerika, wilayah-wilayah bebas itu kemudian membentuk federasi yang kemudian mereka sebut Amerika Serikat. Masing-masing Federasi baru ini sepakat untuk tetap mengurusi pemerintahannya sendiri-sendiri, meskipun mereka juga harus mengurusi kepentingan bersama. Karena, hal-hal seperti Pertahanan tetap menjadi urusan bersama.
Bagian selatan Amerika yang bergabung dalam federasi, mengembangkan pertaniannya yang bergantung pada tenaga perbudakan. Bagian utara lebih banyak bergantung pada perdagangan dan industri, meskipun tetap menganggap penting pertanian. Karena itu tak ada perbudakan di utara. Sementara, soal perbudakan menjadi isu panas bagi wilayah yang baru bergabung ke dalam Perserikatan, sedangkan rakyat di negara-negara bagian ini belum betul-betul siap dengan soal perbudakan itu. Sementara undang-undang Amerika menyatakan semua manusia sama-sama berhak atas 'kehidupan dan kebebasan untuk memperoleh kebahagiaan', namun juga melindungi hak milik pribadi. Budak adalah milik pribadi. Pendapat bahwa budak merupakan milik pribadi sangat bertentangan dengan pendapat lain bahwa para budak adalah menusia yang juga memiliki hak atas kemerdekaannya. Inilah yang menjadi dasar persoalan bagi orang-orang di seluruh wilayah AS itu.
Sebenarnya banyak segi yang bisa dilihat dari isu ini. Pertama, apakah memperbudak manusia juga adalah sebuah hak? Saat ini, perbudakan sudah tidak dibenarkan di banyak negeri lain di seluruh dunia. Semua orang setuju bahwa jelas tidak dibenarkan mengekang kebebasan orang lain. Namun orang-orang Selatan telah mengeluarkan banyak uang untuk membeli budak-budak. Kehidupan social, ekonomi, dan politik mereka berjalan di atas dasar kepemilikan budak-budak. Jadi, sesungguhnya tak sulit memahami betapa pentingnya praktik perbudakan bagi mereka.
Ada pula sisi politisnya dalam problem kepemilikan budak bagi negeri-negeri Selatan. Bagaimana menjalankan sebuah 'Union States' bila beberapa wilayah terdiri dari 'orang-bebas' sementara lainnya adalah 'budak'? Meski, memang ini yang diinginkan pesaing Lincoln, Douglas. Jelas negeri-negeri Selatan khawatir bila semakin banyak wilayah Federasi yang 'jadi-bebas', maka perbudakan akan jadi benar-benar dihapuskan. Mereka pikir bila ini terjadi, mereka akan bangkrut, baik secara sosial maupun politik. Jalan satu-satunya mungkin harus membentuk dua federal yang terpisah. Tetapi ini pun ternyata tak mungkin.
Segera setelah Lincoln terpilih sebagai Presiden, wilayah Selatan mundur dari federasi. Pada 12 April 1861, wilayah Selatan menyerang wilayah Utara di kota Fort Sunter. Perang Sipil atau 'Perang antara negara-negara bagian federasi' telah dimulai.
Ada perbedaan-perbedaan yang besar antara Utara dan Selatan. Di wilayah Utara lebih banyak populasi kulit putihnya. Mereka lebih maju dalam bidang produksi barang sementara Selatan lebih baik dalam pertanian. Dalam banyak hal, Utara melebihi Selatan, meski militer wilayah Selatan amat terampil, nyatanya perang lebih banyak terjadi di Selatan. Meski mereka lebih baik dalam hal bertempur. Peperangan tidak mudah mereka menangkan. Seperti kita ketahui, setelah beberapa penyerangan, wilayah Utara memenangkan peperangan. Ketika perang berlangsung, Lincoln, tetap mendesak diadakannya pemilihan lagi di akhir masa ia menjabat sebagai Presiden, dan ternyata ia terpilih kembali untuk periode berikutnya.
Pada bulan November 1863, dalam pertempuran Gettysburg, Lincoln menyampaikan pidato, yang dikenang sepanjang sejarah. Ia mengatakan “…lahir sebuah bangsa baru, yang didirikan berdasarkan kebebasan yang menjunjung tinggi pengakuan bahwa semua manusia diciptakan sederajat.” Kata-kata Lincoln di Gettysburg ini memberi dua prinsip kebebasan dan kesamaan – yang menjadi dasar didirikannya negara Amerika.
Lincoln meninggal dengan cara yang tak disangka-sangka. Saat sedang menyaksikan teater bersama istrinya, ia ditembak oleh seorang bernama John Wilkes Booth. Kematian menjemputnya tatkala perdamaian telah sampai bagi Amerika. Mungkin itu merupakan puncak peristiwa yang harus terjadi sebagai tumbal berakhirnya perbudakan di Amerika. Setelah kematiannya, Lincoln dikenal sebagai orang besar, dan cita-cita yang telah ditegakkannya terus dipertahankan oleh seluruh warga Amerika.
Ilmuwan dan filsuf Perancis Blaise Pascal (1623 1662 M) memang sejak kecil sudah menunjukkan bakatnya sebagai ahli matematik yang disegani, pakar dalam bahasa Perancis serta dikenal sebagai filsuf besar yang relijius. [ english ]
Blaise Pascal terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Ayahnya Etienne Pascal, penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibunya wafat saat ia berusia 3 tahun, meninggalkan ia dan dua saudara perempuannya, Gilberte dan Jacqueline. Pada tahun 1631 keluarganya pindah ke Paris.
Geometer cilik
Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi tidak matematik. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-mata untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa berexperimen dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan memberikan nama rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari langsung oleh ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras stamina dan kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil menemukan teorema Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah teorema tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar menghitung keseimbangan bentuk, tapi, lebih mendasar dan penting, yang saat itu sama sekali belum pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik tersendiri – geometri proyeksi. Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on Conics, yang diselesaikannya sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi bahasan utama, yang membahas ratusan penghitungan tentang kerucut, juga membahas teorema Apollonius, yang mengagumkan bukan cuma karena usianya yang masih sangat muda saat itu (16 tahun) namun karena penghitungannya juga menyertakan unsure-unsur tangens, dsb.
Menganut Jansenis dan biara Port Royal
Tahun 1646 ayah Pascal mengalami kecelakaan kemudian dirawat di rumah. Beberapa tetangga berkunjung membesuk –kebetulan beberapa diantaranya penganut Jansenist, yang didirikan oleh Cornelis Jansen, seorang professor kelahiran Belanda yang mengajar teologi di Universitas Louvain. Sebuah kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Jesuit. Pascal tampaknya terpengaruh dan menjadi pengikut Jansenists, dan menjadikannya amat menentang ajaran Jesuits. Adiknya, Jacqueline juga berniat ingin masuk biara Jansenist di Port Royal. Ayah Pascal, Etienne Pascal tak menyukai hal ini, kemudian mengajak keluarganya pindah ke Paris, namun setelah ayahnya meninggal pada tahun 1651 Jacqueline bergabung dengan biara Port Royal. Pascal masih sibuk menikmati kehidupan duniawinya --bersama teman-temannya dari kalangan bangsawan-- menghabiskan uang warisan ayahnya. Akhirnya pada tahun 1614, ia sepenuhnya menjadi penganut Jansenisme, dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal.
Provincial Letters
Pada tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas tentang ajaran Jansenisme, yang secara resmi dilarang pemerintah Sorbonne sebagai ajaran bidah, lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan menulis di media kondang the Provincial Letters dengan menggunakan nama samaran Louis de Montalte, yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran Jansenisme. Mereka seolah-olah berpolemik antara dua orang sahabat, mulai dari 13 Januari 1656, hingga 24 Maret 1657. Media the Provincial Letters beroplag ribuan dan beredar ke seluruh pelosok Paris, penganut Jesuits mencoba memancing siapa sebenarnya si penulis tersebut –-dengan cerdiknya malah mengolok-olok mereka yang berusaha mengungkap jati dirinya.
The Pensees
Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengan semenjak ia memasuki kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia menjalani kehidupan asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya sibuk dengan anak-anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang melulu soal urusan perempuan. Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya meninggal pada 19 Agustus 1662.
Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah karya tulis yang belum selesai perihal teologi, the Pensees, sebuah apologi Kekristenan, sehingga , baru diterbitkan 8 tahun kemudian oleh biara Port Royal dalam bentuk yang tak lengkap dan tak jelas. Sebuah versi terbitan yang lebih otentik pertama kali terbit tahun 1844. Yang mengupas tentang problem besar pemikiran Kristen, tentang kepercayaan yang bertentangan dengan Sebab, Kehendak-bebas, dan Pengetahuan-Awal. Pascal menjelaskan kontradiksi dan problem moral kehidupan, doktrin tentang Kejatuhan (keterusiran dari surga) yang menjadi landasan kepercayaan dan menjadi dasar pembenaran dari doktrin Penebusan.
The Pensees, berbeda dengan Provincial Letters, yang ditulis langsung oleh penulisnya, dengan gaya penulisan, yang tentu saja tidak sesuai, dengan kehebatannya sebagai sosok penulis termashur. The Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan Pascal ke dalam sejarah literatur bersama penulis-penulis besar Perancis. The Pensees terasa seolah ditulis oleh orang lain, yang seolah tak terlalu mementingkan soal agama. Namun demikian, meski berbeda antara keduanya, masing-masing tetap merupakan buku-buku penting dalam sejarah pemikiran keagamaan.
Karya-karya Matematik dan Ilmiah lainnya
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperi¬mennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah (yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal). Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.
Teori Pascal memberikan pengaruhnya pada teori matematik di saat Pascal memulai kehidupan di Port Royal yang digunakan mengatasi problem penghitungan yang berhubungan dengan kurva dan lingkaran, yang juga harus dikuasai oleh matematikawan modern. Ia banyak menerbitkan teorema yang diajukan sebagai tantangan kepada matematikawan lain untuk dipecahkan, tanpa satupun yang menjawabnya. Jawaban kemudian datang dari John Wallis, Christopher Wren, Christian Huygens, dan kawan-kawan, tanpa hasil yang memuaskan. Pascal akhirnya menerbitkan jawabannya sendiri dengan menggunakan nama samaran Amos DettonviIle (kemudian dikenal dengan anagram Louis de Montalte), kemudian matematikawan sekarang sering juga menyebut dirinya dengan nama ini.
Teori matematik probabilitas menjadi berkembang pertama kali ketika terjadi komunikasi antara Pascal dan Pierre de Fermat yang akhirnya menemukan bahwa kedua teori Pascal dan Matematika Probabilitas memiliki kesamaan meski masing-masingnya tetap berdiri sendiri. Pascal merencanakan menulis makalah tentang itu, namun lagi-lagi cuma cuplikan-cuplikan yang ditinggalkannya, yang diterbitkan setelah kematiannya. Ia tak pernah menulis teori matematik yang panjang lebar berbelit-belit, melainkan tulisan-tulisan pendek yang singkat, jelas, dan abadi. [Pustaka Biografi]
Napoleon Bonaparte (1769 1821) mungkin merupakan sosok yang selalu menimbulkan kontroversi bagi banyak orang. Mereka yang hidup pada jaman itu ataupun setelahnya hampir selalu menghadapi dilemma dalam menilainya: apakah ia seorang yang bengis dan bar-bar yang suka membunuh orang ataukah seorang pemimpin yang selalu mendapat simpati dari pengikutnya? Ia dikabarkan selalu memberi racun tentaranya yang terluka setiap usainya peperangan. Apakah itu disebabkan ia tak peduli kepada mereka atau justru karena ia tak tega melihat mereka menderita dan tak ingin melihat mereka menderita? Konon ia juga selalu membawa bekal sedikit di setiap peperangan dari yang semestinya diperlukan pasukannya. Apakah itu karena ia kejam dan tak punya belas kasih atau justru karena ia seorang yang realistis? Ia mungkin saja berpikir bahwa akan banyak tentara yang mati dalam peperangan sehingga jumlah pasukan berkurang. Mungkin kita akan menemukan jawabannya jika mengetahui lebih banyak tentang dirinya. [ english ]
Napoleon lahir tahun 1769 di pulau Corsica, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Perancis. Ia tumbuh semasa Revolusi Perancis ketika paham Liberty, Equality dan Fraternity tengah didengungkan ke seantero Perancis. Ia dikirim ke sekolah militer Perancis dan pada tahun 1789 menjadi staf muda Artileri. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin pasukan yang kompeten sejak muda dan telah dipercaya sebagai komandan artileri di Itali tahun 1794. Ketika ia kembali ke Paris pada tahun berikutnya, ia kembali dipercaya sebagai komandan angkatan perang Perancis. Saat itu perlawanan rakyat kepada pemerintahan semakin meningkat, dan semakin berpengaruh, dan Napoleon mengambil peran aktif dalam aksi militer yang akhirnya mengakhiri gerakan revolusi. Pada tahun 1796, Napoleon menikahi Josephine de Beauharnais. Seorang janda mantan istri Jenderal Alexandre de Beauharnais yang tewas dalam perang Itali tahun 1794. Hubungan dan pengaruh yang dimiliki Josephine dengan pihak-pihak pemerintahan agaknya banyak membantu Napoleon menjadi komandan angkatan perang Perancis, sewaktu menyerang Itali tahun 1796.
Napoleon mulai menyusun rencana untuk menginvasi Italia diawali dengan menaklukan kota Piedmont di utara Itali. Lalu ia menaklukan kota Nicea dan Savoy. Kemudian menundukkan Milan dan mengalahkan pasukan Austria. Tahun 1797, Perancis telah menaklukan hamper seluruh Itali utara. Dari Itali Napoleon kemudian menuju Vienna dan memaksa Austria menyerah. Sebuah perjanjian antara Austria dan Perancis ditanda-tangani, dimana Perancis diberi hak untuk menguasai pulau Ionian, sebagai imbalannya, Venesia diserahkan kepada Austria.
Ketika Napoleon kembali ke Perancis, ditemuinya pemerintahan tengah mengalami kesulitan. Namun ketika dimintai bantuannya, Napoleon justru mengorganisir kudeta, dan mengakhiri krisis politik yang tengah berkecamuk. Bagaimanapun, popularitas Napoleon sebagai seorang Jenderal besar mengkhawatirkan orang-orang pemerintahan. Mereka menginginkan ia keluar dari wilayah Perancis. Karena itu ia mendapat perintah untuk menginvasi Inggris. Maka Napoleon memutuskan untuk menyerang Inggris dimulai dari wilayah Mediterania dan berlabuh di Alexandria tahun 1798. Angkatan Laut Inggris, yang dikomandani oleh Horatio Nelson, mengalahkan pasukan Perancis pada pertempuran di wilayah Nile. Napoleon terpaksa meninggalkan pasukannya dan menyelamatkan diri kembali ke Perancis. Akhirnya pasukannya menyerah kepada Inggris dan Turki tahun 1801. Itulah kekalahan besar pertama bagi Perancis.
Ketika Napoleon kembali ke Perancis tahun 1799, negeri itu ternyata mengalami banyak peperangan. Rakyat merasa kecewa, pihak pemerintahan dirasakan tidak memuaskan rakyat. Napoleon mengumpulkan para pendukung setianya kemudian mengganti seluruh pihak pemerintahan. Dengan penggantian ini maka dimulailah era baru. Disusunlah Undang-Undang baru, yang memberi kekuasaan kepada tiga orang Konsul. Sebagai militer yang menonjol dan Konsul Pertama, Napoleon praktis menjadi penguasa Perancis yang sesungguhnya. Beberapa tahun kemudian, ia naik menuju puncak kekuasaan. Pada tahun 1802, ia terpilih, sebagai Konsul seumur hidup. Tahun 1804, ia pun menjadi Kaisar. Rakyat Perancis telah bosan mengalami begitu banyak kesulitan dan Undang-Undang yang selalu dibongkar-pasang. Mereka akhirnya menerima Napoleon sebagai diktator sebagaimana ia pun tampaknya siap memberikan mereka Undang-undang dan Peraturan yang paling sesuai yang dibutuhkan.
Sejak awal sebagai Konsul, Napoleon telah membuat banyak perubahan-perubahan penting. Dari itu semua, menyusun Undang-Undang Perancis merupakan hal yang paling utama. Napoleon memahami hal itu demi untuk menciptakan kedamaian dan kesatuan bagi Perancis, persoalan keagamaan juga harus segera ditetapkan. Pemikirannya tentang agama semata-mata adalah demi kepentingan politiknya. Ia membutuhkan dukungan dari kalangan rakyat kebanyakan, yang pada umumnya adalah penganut Katolik Roma, meskipun pada masa revolusi awal pemerintah pernah mencoba menghapus Katolik. Napoleon berpendapat bahwa ia harus membuat perjanjian dengan Paus, dan pada tahun 1801 ia memprakarsai perubahan ini. Paus Pius menyetujui beberapa ketentuan pemerintah dibidang keagamaan – bahwa pengangkatan bishops harus ditentukan oleh Napoleon, dan pendeta gereja wilayah ditunjuk oleh bishop.
Tahun 1804, Napoleon mengundang Paus untuk memasangkan mahkota dalam acara penobatanya sebagai Kaisar di Katedral Notre Dame di Paris. Namun ternyata akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan mahkota sendiri pada saat acara dilaksanakan dengan alasan menurutnya di dunia ini tak seorangpun yang layak untuk memasangkan mahkota baginya. Napoleon juga berniat menjadi penguasa Itali. Ketika Paus menentang rencana Napoleon, ia mengambil alih wilayah kekuasaan Kepausan kepada Kekaisaran Perancis dan menahan Paus sebagai tawanan Perancis. Ia menawannya selama lima tahun.
Bagi Napoleon, pendidikan yang paling mendesak adalah melatih para petugas pemerintahan, khususnya angkatan perang. Ia merencanakan suatu sistim pendidikan yang terbagi dalam empat jenjang. Ia tidak lagi menyerahkan masalah pendidikan kepada pihak gereja sebagaimana dilakukan dalam sistim sebelum masa Revolusi. Meskipun rencana sistim pendidikan ala Napoleon tidak sempat dilaksanakan, pada tahun 1813, sistim pendidikan lanjutan Perancis merupakan yang terbaik di Europa.
Napoleon sekali lagi mesti berurusan dengan peperangan. Inggris tidak menaruh percaya kepadanya. Kenyataan bahwa Perancis berencana untuk menguasai Belanda sempat mengkhawatirkan Inggris. Maka pada tahun 1805, Inggris membentuk koalisi untuk melawan Perancis. Koalisi ini terdiri dari Russia, Sweden, Kerajaan Naples dan Austria. Kemarahannya yang timbul ketika ia diserang oleh pers Inggris, menyebabkan Napoleon memutuskan untuk menginvasi Inggris. Tetapi pasukan Perancis malah dikalahkan Inggris dalam Pertempuran Trafalgar. Meski begitu, Napoleon tetap terus memerangi pasukan Austria dan Russia di wilayah Austerlitz. Ia kemudian menaklukan Prussia pada Pertempuran.Jena dan pada bulan berikutnya, June, ia menaklukan pasukan Russia di Pertempuran Friedland.
Untuk mengontrol seluruh Europe, Napoleon mengumpulkan seluruh keluarganya untuk mengatur negeri-negeri taklukannya. Saudara laki-lakinya Joseph menjadi raja di Naples, dan saudaranya yang lain, Louis menjadi raja Belanda. Saudara-tirinya jadi raja German, anak istrinya Josephine dari perkawinan sebelumnya menduduki Kerajaan Viceroy Itali. Tahun 1910, setelah menceraikan Josephine, Napoleon mengawini anak Kaisar Austrian, Marie Louise. Dengannya ia memperoleh anak yang memang sudah lama diidamkannya, yang dikemudian hari menjadi raja Roma.
Disaat kesuksesannya di berbagai medan pertempuran dan kesuksesan mengatur negaranya, kekuasaan Napoleon tampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda menurun. Kekuatan militer Inggris tampaknya juga sedang bangkit, namun Napoleon.lengah tentang ini. Sebagian orang tampaknya tidak menyukai Wajib Militer. Pengabaiannya terhadap saudara-saudaranya yang menempati banyak pos-pos penting di pemerintahan serta kebangkitan nasionalisme di berbagai wilayah yang terpisah-pisah menyebabkan Perancis kehilangan kontrolnya untuk memerintah seluruh Europa.
Di Russia, Czar Alexander juga tidak mempercayai Napoleon. Kedua penguasa ini masing-masing ingin melebarkan pengaruhnya di Europa Tengah dan Mediterania. Masing-masing saling mengkhawatirkan satu-sama-lainnya, dan Napoleon memutuskan untuk menyerang duluan. Pada bulan Juni 1812, Napoleon menyerang Russia. Pasukannya yang terdiri lebih dari 600,000 orang terdiri lebih banyak dari orang-orang non-Perancis ketimbang yang keturunan Perancis. Pasukan Rusia terus mendesak, memaksa pasukan Napoleon mengerahkan kekuatannya. Setelah pertempuran yang menguras energi di tepi sungai Moskva, Napoleon memasuki kota Moscow yang ternyata telah dikosongkan. Para Czar menolak menyerah kepadanya dan membakar kota tersebut. Seusai itu Napoleon juga dipaksa menghadapi rintangan yang lebih berat, yakni musim salju Rusia. Tak ada makanan yang ditemui bagi tentaranya dan kuda-kudanya dan banyak tentaranya yang meninggalkan pertempuran. Pasukan Napoleon akhirnya kalah dan ia kembali sendirian ke Paris.
Kekalahan Napoleon di Russia demikian berarti dan membuat musuh-musuhnya bersatu untuk menaklukan Perancis. Ia menyusun pasukannya kembali dan menyerang Germany. Namun pasukan koalisi ternyata lebih kuat dan setelah sempat menang di kota Dresden, Napoleon kalah dalam pertempuran di Leipzig. Namun ia terus melawan pasukan sekutu mempertahankan setiap inchi wilayah Perancis. Hingga akhirnya kalah pada tahun 1814 dan diasingkan ke pulau Elba.
Sepuluh bulan kemudian, Napoleon melarikan diri ke Perancis dan disambut kembali oleh rakyatnya. Ia kembali menyusun pasukan, dengan menggunakan para tawanan perang yang sudah pulang, kemudian menyerang Belgia. Setelah memperoleh beberapa kemenangan, Napoleon akhirnya dikalahkan di Waterloo pada tahun 1815 oleh gabungan pasukan Inggris dan Prusia. Kali ini ia diasingkan ke pulau St. Helena, di wilayah Atlantik. Disanalah ia menulis kisah hidupnya. Napoleon meninggal tahun 1821. Menurut bukti-bukti penemuan, kabarnya ia mati diracuni oleh pengawalnya.
Napoleon Bonaparte adalah pimpinan militer yang tangguh. Ia menyatukan Perancis. Rakyat Perancis mengenalnya sebagai penguasa yang berhasil sepanjang sejarah bangsa Perancis. Ia selalu menghentikan setiap usaha mereka yang ingin kembali kepada orde lama, dan pada saat yang sama, ia tidak menginginkan pemerintahan yang tidak terorganisir dengan baik. Gaya kepemimpinan Napoleonic yang dianut kalangan pemerintahan dari golongan kelas-menengah banyak ditiru oleh negara Eropa lainnya. Hingga hari ini, model Pertahanan, Administrasi, Pendidikan, dan Hukum di Perancis tetap menjalankan model yang telah dibangun oleh Napoleon. [Pustaka Biografi]
Di zaman keemasannya, peradaban Islam memiliki seorang dokter bedah yang termasyhur. Kontribusinya sungguh sangat besar bagi pengembangan ilmu bedah. Selain melahirkan prosedur dan metode ilmu bedah modern, dia juga menciptakan beragam alat dan teknologi yang digunakan untuk bedah. Tak heran bila dunia pun mendapuknya sebagai ‘Bapak Ilmu bedah’. [ english ]
Peletak dasar-dasar ilmu bedah modern itu bernama Al-Zahrawi (936 M-1013 M). Orang barat mengenalnya sebagai Abulcasis. Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Karya dan hasil pemikirannya banyak diadopsi para dokter di dunia barat. “Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,” ujar Dr. Campbell dalam History of Arab Medicine.
Ahli bedah yang termasyhur hingga ke abad 21 itu bernama lengkap Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ia terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan keturunan Arab Ansar yang menetap di Spanyol. Di kota Cordoba inilah dia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga wafat.
Kisah masa kecilnya tak banyak terungkap. Sebab, tanah kelahirannya Al-Zahra dijarah dan dihancurkan. Sosok dan kiprah Al-Zahrawi baru terungkap ke permukaan, setelah ilmuwan Andalusia Abu Muhammad bin Hazm (993M-1064M) menempatkannya sebagai salah seorang dokter bedah terkemuka di Spanyol. Sejarah hidup alias biografinya baru muncul dalam Al-Humaydi’s Jadhwat al Muqtabis yang baru rampung setelah enam dasa warsa kematiannya.
Al-Zahrawi mendedikasikan separuh abad masa hidupnya untuk praktik dan mengajarkan ilmu kedokteran. Sebagai seorang dokter termasyhur, Al-Zahrawi pun diangkat menjadi dokter istana pada era kekhalifahan Al-Hakam II di Andalusia. Berbeda dengan ilmuwan muslim kebanyakan, Al-Zahrawi tak terlalu banyak melakukan perjalanan. Ia lebih banyak mendedikasikan hidupnya untuk merawat korban kecelakaan serta korban perang.
Para dokter di zamannya mengakui bahwa Al-Zahrawi adalah seorang dokter yang jenius terutama di bidang bedah. Jasanya dalam mengembangkan ilmu kedokteran sungguh sangat besar. Al-Zahrawi meninggalkan sebuah ‘harta karun’ yang tak ternilai harganya bagi ilmu kedokteran yakni berupa kitab Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil—sebuah ensiklopedia kedokteran. Kitab yang dijadikan materi sekolah kedokteran di Eropa itu terdiri dari 30 volume.
Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedic, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti deodorant, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil pengembangan dari karya Al-Zahrawi.
Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang dari 50 rumah sakit yang memberikan pelayanan prima.
Sebagai seorang guru ilmu kedokteran, Al-Zahrawi begitu mencintai murid-muridnya. Dalam Al-Tasrif, dia mengungkapkan kepedulian terhadap kesejahteraan siswanya. Al-Zahrawi pun mengingatkan kepada para muridnya tentang pentingnya membangun hubungan yang baik dengan pasien. Menurut Al-Zahrawi, seorang dokter yang baik haruslah melayani pasiennya sebaik mungkin tanpa membedakan status sosialnya.
Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menanamkan pentingnya observasi tertutup dalam kasus-kasus individual. Hal itu dilakukan untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan yang terbaik. Al-Zahrawi pun selalu mengingatkan agar para dokter berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tak menggunakan profesi dokter hanya untuk meraup keuntungan materi.
Menurut Al-Zahrawi profesi dokter bedah tak bisa dilakukan sembarang orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki keahlian operasi bedah. Hanya dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena itulah di era modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon).
Kehebatan dan profesionalitas Al-Zahrawi sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. “Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah.” Ucap Pietro Argallata. Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter serta ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan.
Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14, seorang ahli bedah Perancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200 kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke-16, ahli bedah berkebangsaan Prancis, Jaques Delechamps (1513M-1588M) masih menjadikan Al-Tasrif sebagai rujukan.
Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013M—dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Cordoba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 –yakni rumah tempat Al-Zahrawi pernah tinggal . Kini rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.
Sang penemu puluhan alat bedah modern
Selama separuh abad mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran khususnya bedah, Al-Zahrawi telah menemukan puluhan alat bedah modern. Dalam kitab Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.
Menurut catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif.
Dalam Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.
Peralatan penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa dalam uretra, alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat untuk memeriksa telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran khususnya bedah hingga kini tetap dikenang dunia.
[Pustaka Biografi Blogspot]
sumber:
www.medarus.org
www.cardenashistoriamedicina.net
www.oftalmo.com
lib.hku.hk
Alauddin (wafat 1316M) adalah sultan kedua dari dinasti Khalji di Delhi, India. Kekuasaannya menjadi awal dari jaman kesultanan dan kekuasaan dari Muslim India pribumi. [ english ]
Tak terlalu banyak catatan sejarah dari kisah masa remaja Alauddin. Dia ditunjuk menjadi gubernur Kara pada tahun 1292 oleh pamannya, Sultan Jalaluddin Khalji. Tiga tahun kemudian ia menaklukan Malwa, dan Bhilsa, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan yang makmur, kemudian menyusun rencana untuk mengambil alih kekuasaan kesultanan. Pada tahun 1296 ia merupakan penguasa Muslim pertama yang menaklukan wilayah pegunungan Vindhya dan menjadikannya sebagai wilayah kekuasaannya dan, setelah mengalahkan Kerajaan Hindu Devagiri dan menaklukan pasukannya ia membiarkan mereka tetap hidup tetapi menyita harta bawaannya yang terdiri dari delapan kilo emas, seratus kilo mutiara, dan 14 ribu kilo barang-barang perak. Dengan memiliki banyak pasukan tawanan dan hartanya itu, ia kembali ke negerinya dan memaksa pamannya untuk menyerahkan tampuk kekuasaan lalu memproklamirkan dirinya sebagai Sultan Penguasa Delhi pada tahun 1296.
Selama 15 tahun berikutnya wilayah kekuasaan Alauddin terus berkembang. Pada tahun 1303 Kerajaan-kerajaan Hindu sebelah barat Gujarat, Ranthambhor, Chitor, dan Rajasthan ditaklukannya. Kemudian selama 3 tahun berikutnya ia menghapus sisa-sisa pengaruh Mongol di wilayah India dan memulihkan ketentraman wilayah perbatasan Barat Daya India itu. Di tahun 1305 ia masuk ke India Tengah, dan menundukkan Malwa, Ujjain, Chanderi, dan Mandawar. Dua tahun berikutnya, untuk kedua kalinya ia menaklukan sepenuhnya seluruh wilayah pegunungan Devagiri, dan tahun 1309 pasukannya mencapai perbatasan paling Selatan India di Semenanjung Comiron. Di tahun 1311 ia merupakan Sultan terkaya sepanjang sejarah kepemerintahan Delhi, kemudian ia menerbitkan mata uang koin dengan gambar dirinya sendiri sebagaimana yang juga pernah dilakukan oleh Alexander the Great.
Alauddin memberlakukan peraturan pemerintahan yang di kontrolnya sendiri demi untuk mencegah kemungkinan terjadinya pemberontakan, karena itu sudah barang tentu warga taklukannya dari golongan Hindus dilarang memiliki senjata, meski demikian ia tidak memaksakan mereka berpindah agama. Harta kekayaan pribadi juga dibatasi dan dikontrol. Ia juga memperbaiki system perpajakan, merombak militer, dan mencegah korupsi. Seluruh warga negara (baik Hindu ataupun Muslim) diharuskan membayar pajak kepada negara untuk membiayai dan menjamin kestabilan keamanan negara. Sangatlah wajar bila kemudian penduduk yang beragama Islam membayar pajak lebih rendah ketimbang penduduk taklukannya. Harga-harga berbagai kebutuhan pokok juga dikendalikan, agar rakyat tentram.
Kontrol yang ketat terhadap berbagai komoditi dan kemakmuran yang masuk ke kas pemerintahan semenjak penaklukan India Selatan tersebut memungkinkan Alauddin membangun budaya dan arsitektur negerinya secara luar biasa. Para seniman, ahli-ahli fisika, astronom, maupun sejarawan dari berbagai penjuru berbondong-bondong dating ke Delhi –diantaranya dari Baghdad dan Asia Tengah, yang sebelumnya telah berada di bawah pengaruh bangsa Mongolia. Delhi menjadi kota metropolis Muslim pertama di Timur di bawah pemerintahan Alauddin, dan karya-karya arsitekturnya merupakan warisan terbesar dari pemerintahannya. Masjid Jami al Khana di Delhi dibangun penuh dengan kemegahan, luas, dan memiliki kubah yang amat indah.
Pembangunan yang berlebih-lebihan akhirnya membuat pemerintahan Alauddin macet, kemudian ia diganti oleh Malik Kafur, komandan pasukan tempurnya yang amat gemilang. Alauddin wafat bulan January 1316, dan dinasti Khalji berakhir setelah empat tahun masa pemerintahannya.
[The Biography Institute]
Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah Gautama, sang Buddha. Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein mengatakan: "Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi". Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, menyebutnya 'Naked Fakir'.
Siapa sesungguhnya laki-laki yang banyak menimbulkan kekaguman ini? [in english]
Mohandas Karamchand Gandhi lahir pada tahun 1869 dan hidup hampir di sepanjang separuh abad ke-Dua Puluh. Terlahir di Gujarat, India dan tinggal beberapa tahun di Inggris, di mana ia belajar tentang hukum, serta di Afrika Selatan, di mana ia sempat berkarir sebagai pengacara. Ia kembali ke India dari Afrika Selatan untuk bergabung dengan Gerakan Pembebasan menentang penguasa Inggris.
Gandhi merupakan seorang yang sejak usia dini, sangat menghayati kehidupan dan selalu mempertanyakan tentang nilai-nilainya. Ia menjalani dan menghayati hidupnya. Di setiap kesempatan, ia selalu mencari jawaban atas banyak pertanyaan-pertanyaan dalam berbagai hal. Ia memberi judul autobiografinya Pengalamanku tentang Kebenaran. Nyatanya, sepanjang hidupnya ia habiskan untuk mencari kebenaran dan terus berusaha menemukan jawaban serta menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil.
Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.
Gandhi berhasil dalam berbagai usaha yang dilakukannya di Afrika Selatan. Namun, tiba juga saatnya ia mesti kembali ke India yang sedang marak oleh berbagai Gerakan Pembebasan dari Penguasa Inggris. Ia merasakan sudah menjadi kewajibannya untuk bergabung dan berkontribusi untuk sebuah cita-cita India merdeka. Gandhi meminta kepada pengikutnya di India untuk melaksanakan ajaran-ajaran Ahimsa dan menunjukkan betapa ajarannya tersebut dapat menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan India.
Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha - Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil.
Gandhi masih berkesempatan menyaksikan India merdeka dari penjajahan Inggris, namun ia amat sedih menyaksikan pertikaian antara Muslims dan Hindu, juga kepada ribuan rakyat yang menjadi korban Pemisahan (Partition) India-Pakistan. Keyakinannya atas Persaudaraan Umat Manusia (The Brotherhood of Man) tetap tak tergoyahkan, sejak lama ia memang menolak rencana Pemisahan (Partition), meski akhirnya tetap terjadi. India kini terpisah menjadi India dengan kelompok mayoritas Hindu sekular, dan Pakistan dengan masyarakatnya yang mayoritas Muslim, yang kemudian juga terbagi menjadi Pakistan Timur dan Pakistan Barat. Di akhir hayatnya Gandhi berduka karena ajaran Satyagraha–nya tak mampu mencegah kebencian antara Hindus dan Muslim yang berakibat terbelahnya India. Tahun 1948, Gandhi tewas terbunuh di rumah ibadah oleh seorang Hindu fanatik yang tak setuju dengan paham The Brotherhood of Man yang dipimpinnya. [The Biography Institute]